Senin, 12 Desember 2016

I Give My First Kiss

            Ini kisah menceritakan tentang kehidupan seorang gadis bernama Naru. Ia adalah seorang gadis yang tumbuh dalam keluarga broken home, karena hal inilah kejiwaan Naru sedikit berbeda dengan anak yang hidup dalam keluarga utuh. Ia mempunyai kepribadian buruk yang suka berkelahi dengan anak laki-laki. Selain itu Naru mengidap hiperpobia terhadap ciuman, ini berawal saat ia melihat secara langsung perselingkuhan ibunya dengan pria lain, ketika itu usia Naru baru menginjak 8th. Karena hiperpobia yang dideritanya ini menyebabkan hubungan percintaannya selalu kandas dengan cepat.
            Selain Naru diceritakan pula tentang sahabat kecilnya yang bernama Reihan. Ia adalah anak laki-laki yang tinggal disebelah rumahnya, memiliki kepribadian yang pendiam, suka menyendiri, berhati dingin, dan selalu kurang percaya diri. Reihan mempunyai bakat dalam melukis sejak kecil, tapi kebanyakan teman-teman disekitarnya selalu mengejek hasil karyanya. Sehingga membuatnya meninggalkan seni lukis dan beralih ke arah olahraga. Salah satunya adalah renang. Reihan selalu berada di sisi Naru hingga mereka berdua tumbuh remaja, meskipun sering kali keduanya bertengkar hanya karena masalah-masalah kecil.
            Dalam lingkungan keduanya ada pula seorang anak laki-laki yang menjadi sorot cerita. Ia adalah Zenitama teman Reihan dan Naru ketika duduk di bangku dasar. Zen merupakan sosok anak laki-laki yang cukup bisa berbaur dengan yang lainnya dan disukai karena mempunyai pesona ketampanan sejak lahir. Tapi ia sering bertengkar dengan Naru dan tentu saja Naru yang menang dikala mereka beradu kekuatan. Hingga ia pun mengatai Naru kelak tidak akan ada laki-laki yang mendekatinya.
            “Dasar cewek tomboy. Aku sumpahin kamu tidak akan pernah punya pacar seumur hidup.” Sambil memegangi hidungnya yang masih meneteskan darah.
           

Senin, 05 Desember 2016

KIMI TACHI NO MONOGATARI



Ini cerita tentang diriku bersama kalian. Cerita sebelum pertemuan pertama, lalu waktu yang sudah kita habiskan bersama dengan canda tawa yang kan selalu ku kenang, hingga perpisahan panjang yang harus kita rasakan sampai sekarang. Mungkin ini bukanlah hal penting namun, aku harap sepucuk kalimat di sini bisa mengeluarkan sihir untuk mengobati hati kalian dikala rasa rindu itu muncul di hati kita masing-masing. Dan terus ingatlah bahwa dulu kita pernah bersama dalam sebuah keluarga kecil yang kalian namakan dengan ‘Partikel’.
Semuanya berawal dari sini....